Senin, 12 November 2012

Perbedaan Freeware, Shareware dan Open Source

  Freeware atau perangkat lunak gratis adalah perangkat lunak komputer berhak cipta yang gratis digunakan tanpa batasan waktu, berbeda dari shareware yang mewajibkan penggunanya membayar (misalnya setelah jangka waktu percobaan tertentu atau untuk memperoleh fungsi tambahan). Para pengembang perangkat gratis seringkali membuat perangkat gratis freeware “untuk disumbangkan kepada komunitas”, namun juga tetap ingin mempertahankan hak mereka sebagai pengembang dan memiliki kontrol terhadap pengembangan selanjutnya. Freeware juga didefinisikan sebagai program apapun yang didistribusikan gratis, tanpa biaya tambahan. Sebuah contoh utama adalah suite browser dan mail client dan Mozilla News, juga didistribusikan di bawah GPL (Free Software).

  Shareware ialah perangkat lunak yang mengizinkan orang orang untuk meredistribusikan salinannya, tetapi mereka yang terus menggunakannya diminta untuk membayar biaya lisensi. Shareware bukan perangkat lunak bebas atau pun semi-bebas. Ada dua alasan untuk hal ini, yakni: Sebagian besar shareware, kode programnya tidak tersedia; jadi anda tidak dapat memodifikasi program tersebut sama sekali. Shareware tidak mengizinkan seseorang untuk membuat salinan dan memasangnya tanpa membayar biaya lisensi, tidak juga untuk orang-orang yang terlibat dalam kegiatan nirlaba. Dalam prakteknya, orang-orang sering tidak mempedulikan perjanjian distribusi dan tetap melakukan hal tersebut, tapi sebenarnya perjanjian tidak mengizinkannya.

  Open source bila diterjemahkan secara langsung, open source berarti “(kode) sumber yang terbuka”. Sumber yang dimaksud disini adalah source code (kode sumber) dari sebuah software (perangkat lunak), baik itu berupa kode-kode bahasa pemrograman maupun dokumentasi dari software tersebut.
  Open source adalah suatu budaya. Hal ini bermaksud untuk menegaskan bahwa open source ini berlatar dari gerakan nurani para pembuat software yang berpendapat bahwa source code itu selayaknya dibuka terhadap publik. Tetapi pada prakteknya open source itu bukan hanya berarti memberikan akses pada pihak luar terhadap source code sebuah software secara cuma-cuma, melainkan lebih dari itu. Ada banyak hal yang perlu dipenuhi agar sebuah software dapat disebut didistribusikan secara open source atau dengan kata lain bersifat open source.Sebuah organisasi yang bernama Open Source Organization, mendefinisikan pendistribusian software yang bersifat open source dalam The Open Source Definition. The Open Source Definition ini bukanlah sebuah lisensi, melainkan suatu set kondisi-kondisi yang harus dipenuhi, agar sebuah lisensi dapat disebut bersifat open source.
   Ada pun definisinya sebagai berikut :1. Pendistribusian ulang secara cuma-cuma. Sebagai contoh adalah Linux yang dapat diperoleh secara cuma-cuma.2. Source code dari software tersebut harus disertakan atau diletakkan di tempat yang dapat diakses dengan biaya yang rasional. Dan tentu saja tidak diperkenankan untuk menyebarkan source code yang menyesatkan.3. Software hasil modifikasi atau yang diturunkan dari software berlisensi source code, harus diijinkan untuk didistribusikan dengan lisensi yang sama seperti software asalnya4. Untuk menjaga integritas source code milik penulis software asal, lisensi software tersebut dapat melarang pendistribusian source code yang termodifikasi, dengan syarat, lisensi itu mengijinkan pendistribusian file-file patch (potongan file untuk memodifikasi sebuah source code) yang bertujuan memodifikasi program tersebut dengan source code asal tersebut. Dengan begitu, pihak lain dapat memperoleh software yang telah dimodifikasi dengan cara mem-patch (merakit) source code asal sebelum mengkompilasi. Lisensi itu secara eksplisit harus memperbolehkan pendistribusian software yang dibuat dari source code yang telah dimodifikasi. Lisensi tersebut mungkin memerlukan hasil kerja modifikasi untuk menyandang nama atau versi yang berbeda dari software asal.5. Lisensi tersebut tidak diperbolehkan menciptakan diskriminasi terhadap orang secara individu atau kelompok.6. Lisensi tersebut tidak boleh membatasi seseorang dari menggunakan program itu dalam suatu bidang pemberdayaan tertentu. Sebagai contoh, tidak ada pembatasan program tersebut terhadap penggunaan dalam bidang bisnis, atau terhadap pemanfaatan dalam bidang riset genetik.7. Hak-hak yang dicantumkan pada program tersebut harus dapat diterapkan pada semua yang menerima tanpa perlu dikeluarkannya lisensi tambahan oleh pihak-pihak tersebut.8. Lisensi tersebut tidak diperbolehkan bersifat spesifik terhadap suatu produk. Hak-hak yang tercantum pada suatu program tidak boleh tergantung pada apakah program tersebut merupakan bagian dari satu distribusi software tertentu atau tidak. Sekalipun program diambil dari distribusi tersebut dan digunakan atau didistribusikan selaras dengan lisensi program itu, semua pihak yang menerima harus memiliki hak yang sama seperti yang diberikan pada pendistribusian software asal.9. Lisensi tersebut tidak diperbolehkan membatasi software lain. Sebagai contoh, lisensi itu tidak boleh memaksakan bahwa program lain yang didistribusikan pada media yang sama harus bersifat open source atau sebuah software compiler yang bersifat open source tidak boleh melarang produk software yang dihasilkan dengan compiler tersebut untuk didistribusikan kembali.
  GNU GPL dan GNU LGPL adalah lisensi yang dibuat oleh The Free Software Foundation. Lisensi ini pula yang digunakan oleh software Linux pada umumnya. Kata “free” dalam lisensi ini merujuk pada hal “kebebasan”, bukan pada hal “uang”. Dengan kata lain, “free” dalam hal ini berarti “bebas” bukan “gratis”, seperti yang tertulis dalam pembukaan lisensi tersebut diatas.
Berikut adalah cuplikan dari pembukaan GNU GPL yang dapat dikatakan merupakan rangkuman dari keseluruhan lisensi tersebut.

“Ketika kita berbicara tentang perangkat lunak bebas, kita mengacu kepada kebebasan, bukan harga. Lisensi Publik Umum kami dirancang untuk menjamin bahwa Anda memiliki kebebasan untuk mendistribusikan salinan dari perangkat lunak bebas (dan memberi harga untuk jasa tersebut jika Anda mau), mendapatkan source code atau bisa mendapatkannya jika Anda mau, mengubah suatu perangkat lunak atau menggunakan bagian dari perangkat lunak tersebut dalam suatu program baru yang juga bebas; dan mengetahui bahwa Anda dapat melakukan semua hal ini.


  Pola Open Source lahir karena kebebasan berkarya, tanpa intervensi berpikir dan mengungkapkan apa yang diinginkan dengan menggunakan pengetahuan dan produk yang cocok. Kebebasan menjadi pertimbangan utama ketika dilepas ke publik. Komunitas yang lain mendapat kebebasan untuk belajar, mengutak-ngatik, merevisi ulang, membenarkan ataupun bahkan menyalahkan, tetapi kebebasan ini juga datang bersama dengan tanggung jawab, bukan bebas tanpa tanggung jawab.
Jika kita browsing di Internet dengan kata kunci open source maka akan ditampilkan daftar beberapa situs yang memuat sorftware bersifat open source. Masing-masing situs berbeda dalam menyajikan software yang dapat didownload secara gratis tersebut. 
Software tersebut juga dikelompokkan berdasarkan kategori, sebagai bahan pembanding berikut ini diambil dari salah satu situs yang memuat software berdasarkan kategori : 
         
Database          : Tuxx Racer, KeePass Password Save 
Desktop            : GNU/Win32, KeePass Password Save 
Development    : Dev-C++, ZK - Ajax but no Javascript 
- Enterprise         : Compiere ERP + CRM Business Solution, JasperReports - Java  Reporting
- Games               : ZSNES, KoLmafia 
- Multimedia       : Weka--Machine Learning Software in Java, ZK - Ajax but no JavaScript
- Networking       : FileZilla 
- Security             : Eraser, KeePass Password Safe
- Hardware          : Tcl, Open HPI 
- SysAdmin          : TightVNC, phpMyAdmin 
- VoIP                  : trixbox, freePBX 
- CMS                 : Atutor, os-Commerce, Joomla, Mambo, Moodle




    Perbedaan yang nyata antara Free Software dan Freeware. Konflik muncul dalam arti kata free dalam bahasa Inggris, yang berarti keduanya bebas dan gratis. Oleh karena itu, dan seperti yang disebutkan sebelumnya, Free Software tidak perlu bebas, sama seperti Freeware tidak harus gratis. Sumber terbuka (Inggris: open source) adalah sistem pengembangan yang tidak dikoordinasi oleh suatu individu / lembaga pusat, tetapi oleh para pelaku yang bekerja sama dengan memanfaatkan kode sumber (source-code) yang tersebar dan tersedia bebas (biasanya menggunakan fasilitas komunikasi internet).Pola pengembangan ini mengambil model ala bazaar, sehingga pola Open Source ini memiliki ciri bagi komunitasnya yaitu adanya dorongan yang bersumber dari budaya memberi, yang artinya ketika suatu komunitas menggunakan sebuah program Open Source dan telah menerima sebuah manfaat kemudian akan termotivasi untuk menimbulkan sebuah pertanyaan apa yang bisa pengguna berikan balik kepada orang banyak.

  Free Software lebih mengarah kepada bebas penggunaan tetapi tidak harus gratis.Pada kenyataannya, namanya adalah karena bebas untuk mencoba perangkat lunak sumber terbuka (Open Source) dan di sanalah letak inti dari kebebasan: program-program di bawah GPL, sekali diperoleh dapat digunakan,disalin, dimodifikasi dan didistribusikan secara bebas.Jadi free software tidak mengarah kepada gratis pembelian tetapi penggunaan dan distribusi. Begitu keluar dari lisensi kita dapat menemukan berbagai cara untuk mendistribusikan perangkat lunak, termasuk freeware, shareware atau Adware.Klasifikasi ini mempengaruhi cara di mana program dipasarkan, dan independen dari lisensi perangkat lunak mana mereka berasal.

contohnya: Mirc Shareware juga bebas tetapi lebih dibatasi untuk waktu tertentu.Shareware adalah program terbatas didistribusikan baik sebagai demonstrasi atau versi evaluasi dengan fitur atau fungsi yang terbatas atau dengan menggunakan batas waktu yang ditetapkan(misalnya 30hari).Dengan demikian, memberikan pengguna kesempatan untuk menguji produk sebelum membeli dan kemudian membeli versi lengkap dari program.Sebuah contoh yang sangat jelas dari tipe ini adalah perangkat lunak antivirus, perusahaan-perusahaan ini biasanya memudahkan pelepasan produk evaluasi yang hanya berlaku untuk jumlah hari tertentu.Setelah melewati maksimum, program akan berhenti bekerja dan Anda perlu membeli produk jika Anda ingin tetap menggunakannya.

  Kita juga dapat menemukan  perangkat lunak bebas sepenuhnya, namun termasuk dalam program periklanan, distribusi jenis ini disebut Adware. Sebuah contoh yang jelas adalah program Messenger dari Microsoft yang memungkinkan penggunaan perangkat lunak bebas dalam pertukaran untuk masuk dengan cara iklan banner atau pop-up. Memang benar bahwa dengan berjalannya waktu privasi dan keamanan informasi telah diserang oleh program-program ini, karena beberapa dari mereka diinstal program perangkat lunak tambahan (Spyware), yang mengumpulkan informasi yang tersimpan di hard drive pengguna dan saham dengan pihak ketiga, apakah mereka adalah perusahaan iklan atau organisasi lain. Software Kazaa, misalnya, di samping menginstal program utama iklan lainnya dikirim ke komputer Anda berdasarkan preferensi browsing Anda. Oleh karena itu, dianjurkan untuk membaca kontrak dengan End User License Agreement (EULA) yang muncul selama instalasi untuk persetujuan persyaratan penggunaan.

Minggu, 11 November 2012

My Best Friend

Hello Guys !!

I would like to introduce my friend. yap, this short-haired woman named Rizka Ramadhani Hanum, she was born on 18 February 1996. maybe people thought that he was a man when mah girl, hehe yap, does this woman really tomboyish ! primarily male buildup in the photo looks handsome aja let alone really real, haha


She was my best friend from junior high school until now I high school though we were still friends, she was always there when I was again hard, when I again fell, again breaking hearts ahe's always there to comfort me. yes, though she occasionally annoying, but she's a good guy really. especially his family, very well with me, hehehe


She was a best friend that is in any corner of the world, under any circumstances we will always love, cherish and give help when hard. yes, just hard fun together, hehe

So first guys, thanks for your attention (^_^)
 

Chelsea FC

My favorite football team is Chelsea.

 
Chelsea Football Club has been good at celebrating special anniversaries. The year 2005 saw us reach the major milestone of 100 years-old. What better way was there to mark the centenary than by becoming champions of England for the second time in our existence? 
Our golden jubilee had been similarly honoured. The club won silverware in the 1960s, the 70s, the 90s and at the turn of the new millennium, but 1955 was the year we finished above all other teams in the League for the first time.

It was also Chelsea's earliest major trophy. The first five decades had seen the club develop into an integral part of sporting life in England's capital city with famous players and a large, often full stadium.

Chelsea were popular, but achievement fell a long way short of that now enjoyed by the current team, which began the second 100 years of Chelsea history as the best in the land and the biggest football story throughout the world.

Even if trophy success proved elusive in the first 50 years, the club had been set up for the big time from the moment Henry Augustus Mears had a change of heart one Sunday morning in the autumn of 1904.

Of all the decisions that have shaped the history of Chelsea FC, there can be none more crucial than the one this Edwardian businessman made that particular day.

Gus Mears was an enthusiast for a sport that had taken northern Britain by storm but had yet to take off in the capital in quite the same way. London at the turn of the century failed to provide a single team to the Football League First Division.

Mears had spotted the potential for a football club to play at an old athletics ground at Stamford Bridge, an open piece of land in west London. It was a ground he planned to massively redevelop.

But unforeseen problems had followed, as did a lucrative offer for the land. Mears was on the verge of selling up and abandoning his sporting dream.

Colleague Frederick Parker, an enthusiastic supporter of the football stadium project attempted to dissuade him but on the fateful Sunday morning, Parker was told he was wasting his time.

As the two walked on, without warning Mears' dog bit Parker, drawing blood and causing great pain, but only an amused reaction from Parker.

"You took that bite damn well," Mears announced before telling his accomplice he would now trust his judgement over others. "Meet me here at nine tomorrow and we'll get busy," he said. Stamford Bridge was alive once more.

Not that Chelsea FC was in the original plan. The finest sports stadium in London seemed a little out of place on the edge of well-heeled and arty Chelsea but as history shows, Mears had chosen well. The proximity to the vibrant centre of town made it perfect as a new venue for football.

Due to financial disagreement, nearby Fulham Football Club, already in existence declined an offer to abandon the less grand Craven Cottage and move in. So in contrast to the history of so many clubs, Mears decided to build a team for a stadium, rather than the other way round.

On March 10th 1905, a meeting convened opposite the stadium in a pub now called The Butcher's Hook. One item on the agenda was a name for the new club. Stamford Bridge FC, Kensington FC and intriguingly, London FC were all rejected. Chelsea FC was what it was to be - and the story had begun.

John Tait Robertson, a Scottish international was the first player/manager and a squad of respected players was signed, providing a league could be found to compete in.

The Southern League was the natural choice for our location but they were unwelcoming to these upstarts. Undaunted, Chelsea simply set our sights higher and went straight for the northern-dominated Football League.

On May 29th 1905, the Football League AGM dramatically elected us to the Second Division. Parker again proved persuasive as we became the first club ever to make the League without having kicked a ball.

My Favorite Player


 Name: Frank Lampard 
Nationality: English 
Date of Birth: 20/06/1978 
Height: 184 cm 
Weight: 88.0 kg 
Previous Clubs: Swansea, West Ham 
Position: Midfielder
Back Number: 8 (eight) 
 

Ade Yudi

Ade Yudi

Frank Lampard

Frank Lampard

Rizka Ramadhani Hanum

Rizka Ramadhani Hanum